Suasana ruang santai di kostan Danang semakin kacau karena teman-teman sepergerombolannya sudah hampir lengkap dan membombardir seisi ruangan. Kulit kacang sudah hampir tersebar ke seluruh penjuru. Sofa merah maroon yang paling empuk pun sudah di monopoli oleh Ontel.
Teve di kuasai oleh Nino dengan playstationnya. Ontel sedang sibuk teleponan berjam-jam dengan gebetan dunia mayanya. Karena dapet gratisan pulsa. Biasa, pengaruh iklan di teve! Danang sibuk mengupas satu persatu kulit kacang sambil terus memberi semangat pada Nino dan PSnya. Sedangkan karpet hijau berbulu nan lembut pun sudah di kuasain oleh Galih.
“Heh, gimana, jadi gak nih kita ke Sukabumi? Kapan?” tanya Galih sambil merebahkan tubuhnya di karpet hijau bulu-bulu lembut base camp mereka.
“Tau tuh si ontel. Janji doang nraktir kita rafting! Ntel, jadi kagak lo nraktir kita-kita?” Danang kembali memasukkan tangannya ke dalam toples kacang di depannya. Sementara, orang yang lagi diomonging pura-pura gak denger sambil terus telepon-teleponan sama gebetan dunia mayanya.
”Wooy bolot!” Danang melempar segenggam kulit kacang pada Ontel yang nangkring di pojokkan sofa.
”Sialan lo, Nang! Yaelah, iyaa Insya allah. Jika Allah merestui, ya kita pasti akan segera bergegas ke sana kawan.” katanya sambil lalu kemudian kembali dengan gadis diseberang line telepon.
Gak berapa lama, Milly datang bersama manusia yang gak kalah rusuhnya, Rea. Dua sejoli yang seneng banget bikin ribut alam semesta.
Mereka membawa tentengan masing-masing dua di setiap tangannya.
”Wess, kayaknya bidadari-bidadari kita udah pada dateng nih. Pada bawain oleh-oleh pula! Ckckck... emang paling cihuy deh ’neng-neng ini,” Nino yang sedari tadi gak memalingkan padangan dan tangannya dari Playstationnya akhirnya disadarkan oleh kedatangan dua cewek yang paling nyegerin suasana wajah-wajah suram para lelaki itu.
”Awas lo, capek nih gue abis ngobrak-abrik pasar. Boro-boro bawain lo pada oleh-oleh. Wong gue aja cuma ngejalanin tugas bu komandan. Biasa, tugas belanja bulanan.” Milly menggusur sebagian dari wilayah kekuasaan Galih, ia ikut merebahkan tubuhnya di sebelah cowok berbadan subur ini.
”Iya... terus gue jadi korban!” seru Rea yang merasa ditipu oleh Milly.
”Lahh, emang kenapa??”
”Iyalah, lo bilangnya ’Re, temenin gue belanja yuuk!’ gak pake penjelasan mau ke mana dan belanja apa.”
”Yeee, itu mah elo-nya aja yang keburu napsu, gak pake nanya dulu sama gue. Gue sih gak ngerasa melakukan tindak kriminal ke elo yaa!”
”Ya iyalah lo gak ngerasa! Lahh wong elo udah sering ngelakuin tindak kriminal kayak begitu!!!”
”Wooo!” seru Milly pada Rea, yang pada akhirnnya gak lama kemudian keduanya pun tertidur pulas di karpet hijau berbulu lembut, setelah menggusur seluruh daerah kekuasaan Galih.
IPB . Manajemen Informatika
”Gini aja, hari sabtu ini kan kita semua kosong nih. Mending kita berangkatnya Sabtu pagi-pagi buta aja. Gimana?” usul Rea pada kelima temannya.
”Humm, iya juga sih. Terus, naek apa nih?” saut Danang menanggapi.
”Naek mobil gue aja. Gampanglahh!” seru Nino sambil memutar-mutar kunci mobil dengan jari telunjuknya.
[Bersambung....]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hilda Perdana mengatakan...
24 September 2008 pukul 08.31
Hilda Perdana mengatakan...
Wuii Hildaa nii.
da first visitor n commentator.
dpt hadiah gag nii? Hha.
bole2 lahh lo ada bakat nulis.
berhubung bersambung, coba itu disambung ceritanya.
lumayan penasaran sayah.
apa tanya sii bena ajaa iaa klanjutannya. Hheu.
24 September 2008 pukul 08.42
Anonim mengatakan...
sebutin nama asli aja c, om
lanjutin!!
gapapa d blog juga
itung" novel gratisan
haha
mahasiswa mahasiswaaa
25 September 2008 pukul 01.06
aif scratchieve mengatakan...
jangan donk nadd..
khan belomm direstuin ma anak2...
terus khan ceritanya agak gw lebayin..
haha
25 September 2008 pukul 06.37
njie mengatakan...
Ifff Blum Gw Baca Ci Tpi Ktanya suruh coment
Yudh Cuma satu Kata
SEMPURNAAAAA.....hahahah Lebayy
25 September 2008 pukul 07.11